Indonesia Punya Kedaulatan Digital di Bawah Laut

JAKARTA, NMN – Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), khususnya internet, memunculkan berbagai aktivitas melalui ruang siber (cyberspace) yang memunculkan manfaat dan resiko secara bersamaan.

Dalam perspektif negara, pemanfaatan TIK dapat dioptimalkan untuk menjalankan fungsi negara dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Guna mendorong pemanfaatan dalam ruang siber secara optimal, diskusi mengenai kedaulatan negara dalam ruang siber menjadi salah satu pertanyaan mendasar.

Penegakan kedaulatan digital oleh negara kerap pula diperlukan untuk meminimalisasi efek negatif yang timbul pada lingkup politik, sosial, ekonomi, budaya dan keamanan nasional.

Kedaulatan digital sangat penting di era disrupsi teknologi. Indonesia tak sekadar konsumen di era digitalisasi melainkan pula kekuatan utama yang mampu bersaing di pentas dunia. Kedaulatan digital harus dimulai dengan mempersiapkan infrastruktur fisik maupun manusia yang siap berkompetisi di era digital.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi ada 5 tantangan dalam menjaga kedaulatan digital, pertama adalah masalah infrastruktur. “Masalah infrastruktur perlu ada percepatan, ini menjadi krusial karena tahun 2025 tidak lama lagi sehingga harus ada percepatan,” ujar Heru, baru-baru ini.

Ketua Tim Nasional Penataan Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut Laksamana Madya (Laksdya) TNI Nurhidayat mengungkapkan kedaulatan digital di laut Indonesia sangat penting dikelola dengan baik.

Laksdya Nurhidayat menjelaskan bahwa ruang bawah laut Indonesia terkait penataan pipa dan kabel bawah laut ini harus dikelola dengan baik, mengingat luasnya wilayah Indonesia dan besarnya potensi ekonomi di dalamnya.

Tercatat Value Statistik Indek keekonomian digital tahun 2021 telah melahirkan nilai 70 Milyar US Dollar dan akan diproyeksikan meningkat lima kali di tahun 2030.

Pemanfaatan ruang laut sebagai sarana pendukung fasilitas digital harus ditata, agar dapat digunakan secara optimal dengan membuat peta tata ruang bawah laut yang baik dan terbaharui secara berkala.

Praktisi Framework Bussiness Bawah Laut, Ari Sinaga mengungkapkan transformasi digital di Indonesia sangatlah penting. Dia mengungkapkan yang dibutuhkan adalah ekosistem pendukung. Dalam konteks itu, sarana dan prasarana digital harus lah terintegrasi secara komprehensif dan menyeluruh.

“Kita berharap pemerintah mendukung agar semua penyelenggara Digital Frame Work Services bawah laut ini, dapat bersama-sama menjadi satu menjadi National Global Consortium yang diharapkan mampu menjembatani kendala-kendala yang ada,” ungkapnya.

Dia menambahkan keberadaan konsorsium ini sangatlah penting untuk percepatan ekosistem digital di Indonesia. Apalagi mengingatkendala-kendala yang dihadapi bukan hanya soal regulasi, tetapi juga terdapat kendala teknis.

Latest Article

Gagalnya Jokowi Menjadikan Laut sebagai Masa Depan Bangsa

0
Presiden Jokowi bolehlah sedikit berbangga dengan pencapaian pembangunan infrastrukturnya yang lumayan mentereng. Selama hampir 10 tahun kepemimpinannya, telah terbangun 1.885 km jalan tol, 32.000...

Sektor Perikanan Tangkap Perlu Dikelola Secara Multifungsi dan Berkelanjutan

0
YOGYAKARTA – Dalam pidato pengukuhan sebagai Guru Besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) Kamis (28/12/2023), Profesor Suadi menyampaikan urgensi pengelolaan multifungsional sektor perikanan tangkap...

Kolaborasi DP World – Maspion Group Membangun Terminal Petikemas di Jatim

0
JAKARTA, NMN- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan dukungan terhadap kolaborasi yang akan terjadi antara perusahaan global swasta DP World Dubai dengan perusahaan swasta...

Kemenhub Mulai Lakukan Persiapan Uji Petik Kelaiklautan Kapal Penumpang Jelang Nataru

0
MAKASSAR, NMN - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, menekankan pentingnya transportasi laut sebagai pilihan utama masyarakat dalam perjalanan antar pulau selama periode Natal 2023 dan...

Pemerintah Indonesia Hadiri Sidang Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Container ke-9 di London

0
LONDON, NMN - Pemerintah Indonesia telah menghadiri Sidang Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Container (CCC) ke-9 yang berlangsung dari Rabu (20/9) hingga Kamis...

Related Articles