Pemerintah menilai pengelolaan Utang Luar Negeri (ULN) hingga saat ini masih cukup prudent. Dengan demikian perekonomian nasional masih jauh dari potensi krisis.
“Indonesia jauh berbeda dengan Yunani sehingga potensi krisis sangat kecil. Pengelolaan utang kita cukup prudent, kita banyak bayar utang daripada mengambil pinjaman baru,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil saat ditemui di kantornya, Kamis (9/7).
Menko Perekonomian menambahkan, langkah pemerintah untuk lebih mementingkan pembayaran utang adalah bukti bahwa Indonesia masih memiliki pondasi ekonomi yang kuat. Hal ini yang menjadi alasan bagi para investor untuk merealisasikan minat investasinya.
Meski demikian, lanjut Sofyan, pemerintah tidak menampik kemungkinan untuk mengambil pinjaman luar negeri dalm membiayai pembangunan. Alasannya, Indonesia masih membutuhkan pinjaman dana untuk mendanai kebutuhan infrastruktur yang mencapai Rp5.500 triliun dalam lima tahun ke depan.
“Pemerintah hanya mampu menyediakan 40% dari kebutuhan infrastruktur, jadi pinjaman untuk pembiayaan pembangunan memang dibutuhkan. Kerjasama pemerintah dan swasta dalam membangun infrastruktur juga diperlukan,” pungkasnya.
Penulis : Ismadi Amrin