KKP Tingkatkan Kompetensi Masyarakat Kelautan dan Perikanan

203
Foto: KKP

JAKARTA, NMN – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong kesiapan sumber daya manusia (SDM) kelautan dan perikanan yang kompeten, dalam mengakselerasi program pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal. Salah satu upaya mewujudkannya melalui kegiatan pelatihan kepada masyarakat.

Melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), KKP menyelenggarakan beragam pelatihan bagi masyarakat untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) kelautan dan perikanan.

Pelatihan yang dilakukan adalah Pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar dengan Sistem Recirculating Aquaculture System (RAS) yang diikuti sebanyak 1.402 peserta dari 33 Provinsi dan Pelatihan Budidaya Ikan Hias dan Pelatihan Diversifikasi Olahan Ikan di Kabupaten Sukabumi, yang diikuti sebanyak 300 peserta.

Kedua pelatihan tersebut difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal. Di samping itu terdapat Pelatihan Pembesaran Ikan Lele Sistem Bioflok di Kolam Bundar yang diikuti 1.353 peserta dari 34 Provinsi, yang difasilitasi oleh BPPP Banyuwangi.

Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/4) menyampaikan, kegiatan pelatihan ini diselenggarakan sebagai upaya mewujudkan program Kampung Perikanan Budidaya, yang salah satunya akan dibangun di Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

“Di tahun 2022 ini, KKP terus melaksanakan akselerasi dalam mewujudkan tiga program terobosan gagasan Menteri Kelautan dan Perikanan. Salah satunya yakni pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal yang rencananya akan dibangun di Kecamatan Caringin, Sukabumi. Pembangunan kampung budidaya ini bertujuan untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya serta nilai tambah produk melalui pelibatan masyarakat lokal,” terang Nyoman.

Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati mengatakan, bisnis ikan hias memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan. Saat ini terdapat 3.567 jenis ikan air laut dan 1.266 ikan air tawar yang potensial dibudidayakan sebagai ikan hias.

“Keunggulan usaha ikan hias tidak dapat disamakan dengan ikan konsumsi, karena bisnis ikan lebih fleksibel, memiliki nilai jual lebih tinggi dan memiliki teknologi yang mudah diserap dan diterapkan. Tak hanya itu, usaha pengolahan ikan juga turut menjanjikan karena dinilai relatif tidak membutuhkan modal besar sehingga mudah diaplikasikan oleh masyarakat,” paparnya.

Sementara itu melalui pelatihan diversifikasi olahan, Nyoman menilai bahwa usaha pengolahan ikan cukup menjanjikan karena produk olahan ikan seperti abon dan bakso ikan dinilai cukup praktis dan tidak membutuhkan modal besar untuk memulai usaha. “Usaha pengolahan ikan ini, selain untuk menopang perekonomian keluarga juga bertujuan sebagai benteng ketahanan pangan dan menjadi sumber gizi baik untuk masyarakat yang dapat menekan angka stunting. Saya mengharapkan akan muncul inovasi produk perikanan yang dapat diterima oleh pasar,” tegasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here