KKP Soroti Keberlanjutan Kawasan Konservasi Mangrove

JAKARTA, NMN – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyoroti pentingnya menjaga kawasan ekowisata berupa kawasan konservasi mangrove dari sampah untuk menjaga kelestarian ekosistem laut dan pesisir, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui beragam kegiatan di dalamnya.

Saah satu kawasan yang menjadi sorotan adalah kawasan konservasi mangrove yakni Taman Ekowisata Mangrove Pandansari di Desa Kaliwlingi, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.

Taman Ekowisata Mangrove Pandansari semula adalah merupakan area tambak yang mengalami abrasi. Saat ini, area tersebut menjadi kawasan hutan mangrove sekaligus area wisata bahari yang menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan mendirikan berbagai usaha kuliner seafood.

“Ini adalah peran KKP yang begitu serius dan peduli dalam menangani pesisir. Banyak sekali potensi ekonomi yang berkembang. Tapi pesan saya satu, perhatikan sampah yang dibawa oleh pengunjung dan sediakan tempat sampah di setiap sisi,” kata Menteri Trenggono di Brebes, Selasa (19/4).

Ia menambahkan, pihaknya saat ini tengah gencar melakukan rehabilitasi maupun memperluas kawasan konservasi termasuk mangrove sebagai implementasi pengembangan ekonomi biru di Indonesia.

Mangrove merupakan salah satu tanaman laut yang dapat menyerap dan menyimpan karbon lima kali lebih banyak dari tanaman lainnya.

Dalam dua tahun terakhir, KKP telah melakukan rehabilitasi kawasan mangrove melalui mekanisme Padat Karya Penanaman Mangrove seluas 138,92 hektare dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 777.800 batang serta melibatkan tenaga kerja sebanyak 438 orang dan 3.812 HOK (hari orang kerja).

Selain upaya rehabilitasi kawasan mangrove melalui kegiatan penanaman, KKP juga melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan produk olahan turunan mangrove.

Dengan memanfaatkan beberapa jenis mangrove yang ada di Desa Kaliwlingi, seperti jenis Rhizopora dan Avicennia, masyarakat diberikan pelatihan sekaligus bantuan sarana dan prasarana pengolahan produk turunan mangrove non-kayu menjadi pewarna batik dan makanan ringan.

Latest Article

Gagalnya Jokowi Menjadikan Laut sebagai Masa Depan Bangsa

0
Presiden Jokowi bolehlah sedikit berbangga dengan pencapaian pembangunan infrastrukturnya yang lumayan mentereng. Selama hampir 10 tahun kepemimpinannya, telah terbangun 1.885 km jalan tol, 32.000...

Sektor Perikanan Tangkap Perlu Dikelola Secara Multifungsi dan Berkelanjutan

0
YOGYAKARTA – Dalam pidato pengukuhan sebagai Guru Besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) Kamis (28/12/2023), Profesor Suadi menyampaikan urgensi pengelolaan multifungsional sektor perikanan tangkap...

Kolaborasi DP World – Maspion Group Membangun Terminal Petikemas di Jatim

0
JAKARTA, NMN- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan dukungan terhadap kolaborasi yang akan terjadi antara perusahaan global swasta DP World Dubai dengan perusahaan swasta...

Kemenhub Mulai Lakukan Persiapan Uji Petik Kelaiklautan Kapal Penumpang Jelang Nataru

0
MAKASSAR, NMN - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, menekankan pentingnya transportasi laut sebagai pilihan utama masyarakat dalam perjalanan antar pulau selama periode Natal 2023 dan...

Pemerintah Indonesia Hadiri Sidang Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Container ke-9 di London

0
LONDON, NMN - Pemerintah Indonesia telah menghadiri Sidang Sub-Committee on Carriage of Cargoes and Container (CCC) ke-9 yang berlangsung dari Rabu (20/9) hingga Kamis...

Related Articles