JAKARTA, NMN – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bakal mempersiapkan Pelabuhan Perikanan Bagansiapiapi yang akan menjadi Integrated Fishing Port & International Fish Market. Sejumlah langkah strategis dilakukan oleh KKP untuk melancarkan program tersebut.
Kota Bagansiapiapi merupakan Ibu Kota Kabupaten Rokan Hilir yang berada di Kecamatan Bangko. Wilayahnya yang memiliki sejarah kekayaan laut yang melimpah menjadikan kota ini menjadi salah satu target pembangunan Integrated Fishing Port & International Fish Market demi mengembalikan masa kejayaannya dengan infrastruktur yang lebih baik.
“Kami sedang mengkaji dari sisi jumlah ikan di sana yang sangat layak untuk kemudian bisa diturunkan (ikan hasil tangkapan) di situ,” kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, Rabu (28/7).
Berdasarkan hasil kajian, KKP menilai Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 571 yang meliputi Perairan Laut Andaman dan Selat Malaka di mana Provinsi Riau masuk ke dalamnya sudah masuk ke dalam zona merah (overfishing).
Sehingga langkah strategis yang akan ditempuh oleh KKP adalah menggeser wilayah penangkapan ke WPP 572 (meliputi Perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatera dan Selat Sunda) dan WPP 711 (meliputi Perairan Selat Karimata, Laut Natuna, Laut Natuna Utara) yang mana pada wilayah tersebut jumlah ikan masih banyak.
“Ternyata WPP 711 itu jumlah ikannya cukup besar, karena itu memang ikan-ikan dari wilayah Laut Natuna Utara yang lari ke wilayah sini. WPP 571 sudah merah kemudian kita akan geser ke WPP 572 sehingga Integrated Fish Port & International Fish Market ini nantinya harapan kita akan menjadi bagus,” jelas Trenggono.
Studi kelayakan sendiri akan dilakukan pada awal tahun 2022 dikarenakan pada saat ini kondisi pandemi Covid-19 masih cukup tinggi di Indonesia. Menteri Trenggono pun berharap studi kelayakan dapat dipercepat sehingga proses pembangunan Integrated Fishing Port & International Fish Market dapat segera dilaksanakan.