Infrastruktur Layanan Kepelabuhanan di Indonesia Makin Kompetitif

85
Foto: Humas Laut

Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mewujudkan digitalisasi pelabuhan yang terintegrasi. Bahkan, hingga saat ini sejumlah pelabuhan di Indonesia telah memiliki digitalisasi layanan kepelabuhanan.

Meski belum sepenuhnya optimal, infrastruktur layanan di dalam kepelabuhanan sudah baik, namun dapat ditingkatkan dengan menggunakan digitalisasi layanan kepelabuhanan yang dinilai dapat lebih menghemat waktu dan biaya operasional secara efektif dan efisien.

Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kembali melaksanakan Go Live Inapornet pada 20 (dua puluh) pelabuhan pada hari Senin tanggal 30 November 2020 di Lembar, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Inaportnet sendiri adalah portal elektronis yang terbuka dan netral guna memfasilitasi pertukaran data dan informasi layanan kepelabuhanan secara aman, netral, cepat, dan mudah yang terintegarsi dengan badan usaha pelabuhan dan intansi pemerintah terkait.

Inaportnet dapat mengintegrasikan sistem informasi kepelabuhanan yang digunakan regulator dalam hal ini Kementerian Perhubungan, yaitu sistem pelayanan terpadu, sistem informasi lalu lintas angkutan laut, dan surat persetujuan Syahbandar dengan sistem informasi dari masing-masing pelabuhan, yaitu Pelabuhan Indonesia I, II, III, dan IV.

Inaportnet digunakan agar pelayanan di pelabuhan dapat menjadi lebih cepat, proses pengurusannya hanya membutuhkan akses internet, dan tidak menggunakan biaya untuk operasional pengurusan pelayanan kapal ke Otoritas Pelabuhan, Syahbandar, dan Terminal. Inaportnet menjadikan pelayanan barang dan informasinya dapat dipantau secara berkala.

Go Live Inaportnet tersebut melengkapi 34 (tiga puluh empat) pelabuhan sebelumnya yang sudah lebih dahulu menerapkan Go Live Inaportnet sejak tahun 2016 sehingga total sebanyak 54 (lima puluh empat) pelabuhan telah menerapkan Go Live Inaportnet per tanggal 30 November 2020.

Adapun sejak tahun 2016 hingga tahun 2019 penerapan Inaportnet di pelabuhan telah dilaksanakan pada 33 (tiga puluh tiga) Pelabuhan, yaitu Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, Makassar, Tanjung Emas, Banten, Ambon, Bitung, Banjarmasin, Balikpapan, Panjang, Sorong, Gresik, Pelembang, Teluk Bayur, Pontianak, Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Pekanbaru, Dumai. Jambi, Bengkulu, Tanjung Pandan, Pangkal Balam, Cirebon, Cilacap, Kendari, Benoa, Samarinda, Bontang, Ternate, Jayapura dan Kotabaru.

Di awal tahun 2020 ini, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menerapkan go live Inaportnet di Pelabuhan Batam dan 20 (dua puluh) pelabuhan lainnya per tanggal 30 November 2020 juga melakukan Go Live Inaportnet, yaitu Pelabuhan Tanjung Buton, Patimban, Palu, Kuala Tanjung, Kijang, Tanjung Wangi, Sunda Kelapa, Lembar, Kupang, Sampit, Tarakan, Manado, Pare-Pare, Gorontalo, Biak, Bau-Bau, Seribu, Marunda, Muara Angke dan Satui.

Go Live Inapornet di 20 pelabuhan tersebut dibuka secara virtual oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, H. Agus R. Purnomo dan dihadiri oleh 20 (dua puluh) Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan laut serta para undangan yang menjadi saksi pada acara Go Live tersebut.

Pelaksanaan Go Live tersebut merupakan tindak lanjut dari penandatanganan pakta integritas pada 20 (dua puluh) Pelabuhan yang telah dilaksanakan pada tanggal 18 November 2020 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.

“Dengan dilaksanakannya Go Live, artinya pelayanan kapal dan barang di 20 (dua puluh) pelabuhan dimaksud wajib menggunakan Inaportnet agar kegiatan pelayanan kapal dan barang di pelabuhan dapat berjalan dengan lebih cepat, mudah, transparan dan efisien dengan biaya yang lebih murah dan kompetitif,” kata Agus pada saat pembukaan acara Go Live Inaportnet Pada 20 (dua puluh) Pelabuhan melalui Virtual, Senin (30/11).

“Marilah kita bersama-sama berupaya agar penerapan Inaportnet ini dapat berjalan dengan baik dan lancar,” ujar Agus.

“Saya berharap kedepannya pengembangan Inaportnet di pelabuhan dapat terintegrasi dengan sistem ekosistem logistik nasional melalui Indonesia National Single Window (INSW) yang bertujuan untuk menurunkan harga logistik agar berdaya saing dan meningkatkan implementasi smart logistik di Indonesia,” kata Agus.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt Antoni Arif Priadi pada saat membacakan laporan kegiatan mengatakan, Pelaksanaan Go live pada hari ini adalah sebagai wujud kesungguhan dan komitmen Kementerian Perhubungan khususnya Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dalam meningkatkan kegiatan pelayanan kapal dan barang di pelabuhan agar terciptanya keselamatan berlayar.

“Untuk itu, pentingnya penguatan pengamanan sistem informasi dalam aplikasi inaportnet pada 20 (dua puluh) pelabuhan ini harus dilakukan guna melindungi data dan informasi yang ada dari ancaman cyber,” tutup Antoni.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here