JAKARTA, NMN – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menilai dari tahun ke tahun dinilai angka kecelakaan yang dialami oleh kapal-kapal perikanan tidak berkurang, bahkan bertambah banyak.
Beberapa faktor penyebabnya adalah belum maksimalnya implementasi sistem manajemen keselamatan, tidak sesuainya pemakaian kapal dengan spesifikasi, serta kurangnya kualifikasi awak kapal.
“Perlu juga diatur bagaimana spesifikasi kapal agar menyesuaikan dengan jumlah awak kapal yang berada di atas kapal. Kapal kecil namun awak kapal ada yang sampai 30 orang. Walaupun pengawakan kapal-kapal perikanan memiliki teknologi yang tidak sulit (padat karya) namun tetap diperhatikan kapal harus layak dari sisi kemanusiaan. Kualifikasi awak kapal juga harus diperhatikan dan ditingkatkan,” papar Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (19/8).
Ketua KNKT berharap Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bisa memiliki kantor di setiap pelabuhan perikanan, seperti keberadaan kantor BMKG di bandara-bandara. Sebelum berlayar, awak kapal haruslah mendapatkan info yang komprehensif dari BMKG terkait cuaca.
“KNKT juga meminta agar Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk dapat mengidentifikasi masalah-masalah pada kapal-kapal perikanan supaya dapat menentukan cara mitigasinya agar angka kecelakaan dapat ditekan” ujar Soerjanto.
Ketua KNKT juga menekankan pentingnya asuransi bagi para pelaku pelayaran, termasuk bagi pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pelayaran perikanan.
Ia menilai bahwa asuransi sangat dibutuhkan, agar bisa membantu keluarga yang ditinggalkan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, asuransi ini penting untuk mengurangi beban keluarga yang ditinggalkan.
“Selama ini para nelayan dan awak kapal yang meninggal ketika melaut hanya diberikan uang santunan seadanya, sekitar lima juta. Ini tidak cukup untuk menanggung beban duka yang dialami oleh keluarga yang ditinggalkan, harusnya bisa lebih, berkali-kali lipat,” pungkasnya.