Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI bersama dengan aparat keamanan laut meningkatkan pemantauan terhadap keamanan dan keselamatan laut di seluruh wilayah perairan Indonesia. Bakamla juga telah melakukan pemetaan terhadap wilayah-wilayah perairan Indonesia yang dinilai cukup rawan.
Direktur Operasi Laut Bakamla RI Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo kepada Nusantara Martime News di kantornya, Jumat (6/1) menyatakan bahwa maraknya kecelakaan laut yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menjadikan alasan Bakamla untuk semakin waspada terhadap keamanan dan keselamatan di laut.
“Peningkatan pemantauan ini merupakan upaya Bakamla dan pihak terkait dalam mengantisipasi dan meminimalisir kecelakaan di laut,” kata Rahmat.
Rahmat mengungkapkan, dalam rangkaian Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, teah terjadi beberapa kecelakaan laut, khususnya di wilayah perairan Tarakan, seperti di Pantai Pulau Keciak yang menyebabkan tiga orang anak hanyut, dimana saat ini ketiganya telah ditemukan dengan kondisi 1 orang anak selamat dan 2 anak lainnya meninggal dunia.
Demikian pula dengan kecelakaan kapal yang terjadi di Tanjung Selor terhadap KM Anugerah Express yang mengakibatkan 8 orang meninggal dunia dan 2 orang lainnya belum ditemukan.
“Dalam operasi pencarian dan pertolongan tersebut Bakamla RI melibatkan KAL Bunyu milik TNI AL yang di BKO-kan ke Bakamla dalam rangka Operasi Nusantara IX Tahun 2017 sekaligus Operasi Siaga Natal dan Tahun Baru 2018,” ujarnya.
Kasubdit Renewl Opsudmar Bakamla RI Letkol Laut Asep Budiman menambahkan bahwa wilayah perairan Tarakan merupakan perairan terbuka dengan kondisi gelombang laut yang cukup besar karena dipengaruhi juga oleh angin Muson Barat yang berhembus dari Asia ke Australia melalui Samudera Pasifik.
Selain perairan Tarakan, lanjut Asep, Bakamla RI telah memetakan beberapa perairan di Indonesia yang juga mengalami gelombang tinggi mencapai 4 meter, seperti di wilayah Natuna, tepatnya di Laut Natuna Utara. Kemudian di Laut Sulawesi dan Samudera Hindia.
“Kondisi ini tentu berpotensi mengakibatkan terjadinya kecelakaan di laut, baik terhadap kapal-kapal yang melintas, maupun masyarakat pesisir yang melakukan kegiatan di laut,” jelasnya.
Aep memaparkan, selain menyiapkan kapal patroli, upaya meningkatkan kemanan dan keselamatan laut Bakamla juga melibatkan Kantor Zona Maritim di Batam, Manado dan Ambon, serta Stasiun Pemantau Keamanan dan Keselamatan Laut (SPKKL) di Aceh Besar, Tanjung Balai Karimun, Ranai, Sambas, Tarakan, Kema, Bitung, Jayapura, Ambon, Tual, Merauke, Kupang dan Karang Asem.
“SPKKL Bakamla selain memiliki Radar Pantai juga dilengkapi dengan Long Range Camera dengan infrared sehingga bisa memantau perairan sekitar pantai, baik siang maupun malam, serta memiliki Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS) untuk mengantisipas keadaan darurat,” pungkas Asep.
Penulis : Ismadi Amrin