LABUAN BAJO, NMN – Proyek Pelabuhan Internasional Kijing di Kalimantan Barat yang sebentar lagi akan segera diresmikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo dinilai sangat penting guna mendorong pertumbuhan ekspor Sumber Daya Alam (SDA) di wilayah tersebut dan berperan sebagai gerbang ekspor dan impor barang.
Terminal Internasional Kijing merupakan terminal terbesar di Kabupaten Mempawah yang akan beroperasi di Kalimantan Barat. Nantinya terminal ini akan mendukung serta bersinergi dengan Ibu Kota Nusantara.
Selain itu, Terminal Kijing juga berperan dalam mengakomodasi peningkatan pesat permintaan layanan akibat perkembangan industri CPO, bauksit dan kegiatan perkebunan lainnya.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha Selasa (12/7) mengatakan Terminal Internasional Kijing terletak di lokasi yang strategis dan berfungsi untuk mengatasi keterbatasan pelayanan dan permasalahan teknis lokasi di Pelabuhan Dwikora Pontianak, seperti kedalaman alur kolam dan sedimentasi.
“Sehingga keberadaannya menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam mendorong kemajuan Kalbar. Adapun Terminal Kijing ini dibangun dalam rangka mendukung Program Pemerintah dalam mengimplementasikan Tol Laut untuk menekan biaya logistik serta meningkatkan konektivitas antar pulau di Indonesia,” kata Arif.
Dijelaskannya, rencana pengembangan Terminal Kijing telah tercantum dalam Permenhub No KP 787 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Pelabuhan Pontianak Provinsi Kalimantan Barat.
Pengembangan Tahap 1A (initial) dilaksanakan pada 2017-2021 meliputi pembangunan terminal petikemas, lapangan sisi darat, trestle dan lain-lain. “Dengan total lahan 200 Ha dan estimasi kapasitas terminal petikemas 500.000 TEUs dan estimasi kapasitas terminal multipurpose 500.000 ton,” ungkap Arif.