JAKARTA, NMN – Tujuh tahun penyelenggaraan tol laut telah memberikan dampak terhadap konektivitas logistik demi memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Kelancaran distribusi logistik karena adanya tol laut menjadi satu hal yang penting.
Direktur Sarana Distribusi dan Logistik Kementerian Perdagangan Iqbal Shoffan Shofwan piohaknya melakukan sejumlah upaya untuk mendukung kelancaran distribusi dan logistik melalui tol laut.
“Kami dari Kemendag bersama pihak lainya berupaya menciptakan sistem logistik nasional yang efektif dan efisien,” kata Iqbal.
Dalam mewujudkan integrasi jaringan lokal dan nasional, Iqbal mengatakan Kemendag membangun atau revitalisasi sarana perdagangan. Begitu juga dengan pemberdayaan pengelolaan sarana perdagangan.
Iqbal mengharapkan adanya kerja sama yang baik dalam mengoptimalkan tol laut. “Kemendag mengharapkan kolaborasi, kami mengajak pemda mengerjakan tugas dan fungsi masing-masing,” tutur Iqbal.
Pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan pendataan harga barang dari dan ke daerahnya masing-masing. Selain itu juga memastikan jenis dan jumlah barang sebagai muatan berangkat.
Sejak tol laut dioperasikan, Iqbal menyebut sudah ada perubahan harga barang di sejumlah wilayah terluar. Iqbal mencontohkan ada perubahan harga tertinggi pada 2021.
Beberapa diantaranya di Kabupaten Natuna harga garam sudah turun 50 persen dari Rp 5 ribu menjadi Rp 2.500 per kilogram. Lalu di Kabupaten Mimika, harga minyak goreng turun 32,5 persen dari Rp 20 ribu menjadi Rp 13.500 per kilogram.
Kementerian Perhubungan mencatat, selama tujuh tahun sejak program tol laut diluncurkan, sudah ratusan pelabuhan disinggahi oleh puluhan kapal tol laut.
Pada 2015, terdapat 3 armada kapal yang melayani tol laut dengan 3 trayek, 2 pelabuhan pangkal, 11 pelabuhan singgah. Anggaran yang dialokasikan mencapai Rp30 miliar.
Kemudian, pada 2016, 6 armada kapal, 6 trayek, 3 pelabuhan pangkal, 40 pelabuhan singgah, dengan anggaran Rp218,99 miliar.
Di 2017, ada 13 armada kapal, 13 trayek, 3 pelabuhan pangkal, 40 pelabuhan singgah, dengan alokasi anggaran Rp336,051 miliar.
Lalu, pada 2018, ada 19 kapal, 18 trayek, 3 pelabuhan pangkal, 3 pelabuhan transhipment, 55 pelabuhan singgah, dengan alokasi anggaran Rp447,628 miliar.
Sepanjang 2019, tol laut menyediakan 19 kapal, 20 trayek, 4 pelabuhan pangkal, 5 pelabuhan transhipment, 72 pelabuhan singgah, serta alokasi anggaran Rp264,284 miliar.
Di 2020, ada 26 kapal, 26 trayek, 3 pelabuhan pangkal, 6 pelabuhaan transhipment, 100 pelabuhan singgah, dengan alokasi anggaran Rp364,108 miliar.
Pada 2021, ada 32 kapal, 32 trayek, 4 pelabuhan pangkal, 5 pelabuhan transhipment, 114 pelabuhan singgah. Rp376,456 miliar (setelah refocusing, awalnya Rp435,658 miliar).
Sedangkan di 2022, ada 34 kapal, 34 trayek, 10 pelabuhan pangkal, 121 pelabuhan singgah, dengan alokasi anggaran Rp435,818 miliar.
Dengan hadirnya angkutan tol laut, produk unggulan daerah dan UMKM dapat diangkut dengan biaya logistik yang lebih murah.