Digitalisasi Kunci Efisiensi Pelabuhan Teluk Lamong

350
Foto: Terminal Teluk Lamong

JAKARTA, NMN – Pelabuhan Peti Kemas Teluk Lamong digadang-gadang akan menjadi salah satu pelabuhan yang mengutamakan prinsip smart and green port. Digitalisasi akan menjadi kunci Pelabuhan Peti Kemas Teluk Lamong, agar mencapai target terintegrasi, efektif, dan efisien.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan saat melakukan kunjungan lapangan di Pelabuhan Peti Kemas Teluk Lamong Pelindo, Jumat (11/3).

“Untuk jadi pelabuhan yang smart dan green port, kita memang perlu untuk memanfaatkan ranah digital. Ini agar nantinya tercipta kelancaran logistik untuk Provinsi Jawa Timur,” kata Menko Luhut.

Beberapa fasilitas yang ditawarkan di pelabuhan ini, yaitu port to door logistic ecosystem, sistem operasional berupa gate, sistem manajemen lalu lintas kapal, dan yard operating system, digiport system, dan aplikasi operasional.

Perlu diketahui juga, bahwa Pelabuhan Peti Kemas Teluk Lamong juga menerapkan kebijakan green terminal. Ini merupakan upaya Pelindo untuk melakukan konservasi tanah dan energi, perlindungan biodiversitas, program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), terminal, serta perlindungan sumber daya.

Direktur Operasi dan Teknik PT Terminal Teluk Lamong Warsilan mengatakan arus bongkar muat maupun kunjungan kapal di Terminal Teluk Lamong mengalami tren yang cukup positif. Dalam setahun terakhir, kunjungan kapal naik 20 persen dan bongkar muat barang meningkat 20 persen.

Hingga Desember 2021, Warsilan menyebut ada 1.320 unit kapal peti kemas yang bersandar dan bongkar muat di Terminal Teluk Lamong. Jumlah tersebut naik 20 persen dibandingkan dengan 2020 yang hanya 1.110 kapal peti kemas.

Selain itu, kata Warsilan, ada faktor lain yang membuat jumlah kunjungan kapal naik. Salah satunya, meningkatnya kunjungan kapal ad hoc dari luar negeri yang bersandar. Hal itu merupakan dampak positif penambahan servis baru yang disebut CIS (China-Indonesia Service).

“Itu merupakan layanan mingguan bagi kapal yang akan bersandar di Terminal Teluk Lamong dengan kapasitas bongkar muat kurang lebih 1.000 peti kemas,” ungkap Warsilan.

Menurut Warsilan, Faktor yang tidak kalah penting ialah kunjungan kapal dalam negeri. Sebab, menjelang akhir tahun lalu, ada peralihan pengiriman kelapa sawit dan turunannya. Misalnya, produk cangkang yang dulu menggunakan kapal curah kering sekarang beralih memakai moda kapal peti kemas.

Untuk arus bongkar muat curah kering, ada kenaikan 10 persen. Dari 2,79 juta ton pada 2020 menjadi 3 juta ton pada 2021.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here