Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisiko (BMKG) mengimbau masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat di dalam periode puncak musim hujan.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam Dialog Publik Konektivitas Membangun Bangsa: Waspada Cuaca Ekstrem di Sektor Transportasi, Selasa (2/2) menyatakan, perkembangan musim hujan saat ini tidak lepas dari pengaruh dampak perubahan iklim global.
“Juga pengaruh kondisi iklim regional, serta kondisi iklim ataupun cuaca setempat,” tegas Dwikora.
Ia menambahkan, puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari dan Februari 2021. Untuk itu, tetap perlu terus diwaspadai terjadinya cuaca ekstrem hingga bulan Februari, bahkan masih mungkin terjadi pula hingga bulan Maret 2021 nanti,” kata Dwikora.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama (Dirut) PT Pelni (Persero) Insan Purwarisya L. Tobing menuturkan bahwa saat ini, situasi cuaca yang harus diwaspadai salah satunya adalah cuaca pada awal-awal tahun. Di musim-musim seperti ini, PELNI meningkatkan seluruh fungsi untuk memonitor apa yang sedang dilakukan.
“Jadi, dari sisi internal, kami menyiapkan kapal-kapal itu kehandalannya. Baik dari kehandalan peralatan yang ada di kapal serta kehandalan peralatan keselamatan yang ada di kapal. Ini yang kami maksimalkan, tapi bukan berarti di luar bulan ini tidak dimaksimalkan,” kata Insan.
Ia mengungkapkan, saat keadaan cuaca bulan-bulan seperti ini, pihaknya selalu melakukan double check sebelum kapal-kapal itu mulai berlayar.
“Kebetulan saat ini 26 kapal PELNI yang besar-besar sudah menggunakan AWS (Automatic Weather System) yang terhubung dengan BMKG,” ujarnya.
Dijelaskannya, dengan adanya AWS, mereka yang sedang berada di kapal terus ter-update terkait dengan cuaca di rute-rute pelayaran mereka, termasuk juga sebetulnya kawan-kawan PELNI yang berada di kantor pusat, terutama di Operation Room selalu mengupdate terkait dengan cuaca-cuaca yang akan dilalui kapal ketika berlayar.
“Cntohnya hari ini ada informasi bahwa salah satu kapal kami dari daerah Dobo, Tual sampai dengan Ambon, kapal kami ada yang delay selama 26 jam karena cuacanya buruk, dan kami sudah mengeluarkan instruksi dari Direksi kepada seluruh nahkoda kapal untuk memprioritaskan keselamatan di dalam pelayaran,” katanya.
Insan melanjutkan, pihaknya memberikan kewenangan nahkoda untuk mencari perlindungan atau juga menjaga kapalnya agar tetap aman di dalam pelayaran jika terjadi kondisi yang di luar dari prediksi yang sudah dilakukan.
“Jadi, koordinasi antara PELNI, BMKG, KSOP setempat dan nahkoda sangat erat, dan dengan cara seperti ini Insa Allah pelayaran akan berjalan aman,” pungkasnya.