Kementerian Perindustrian menyayangkan masih banyaknya industri pengolahan rumput laut di Indonesia yang kekurangan bahan baku. Padahal, pasokan sumber daya alam rumput laut dari Indonesia untuk pasar dunia jumlahnya begitu besar.
Direktur Jenderal Industri Argo di Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Panggah Susanto mengajak para stakeholder untuk melakukan pembenahan agar sektor industri pengolahan rumput laut memiliki produk keluaran yang lebih beragam dan menjadi barang jadi siap ekspor.
“Sebanyak 85% rumput laut di dunia itu berasal dari Indonesia. Tapi, Indonesia masih mengalami permasalahan di dalam negeri, yaitu adanya ekspor rumput laut ke luar negeri yang mencapai 68 persen. Sementara pemenuhan dalam negeri hanya 32 persen dari produksi rumput laut nasional. Ini mengakibatkan industri pengelolaan rumput laut dalam negeri kekurangan bahan baku,” kata Panggah di Jakarta, Jumat (19/1).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekspor rumput laut Januari-Oktober 2017 berjumlah 180.000 ton dan penyerapan industri sepanjang periode tersebut hanya 129.000 ton.
Menurut Panggah, di Indonesia, industri rumput laut sudah ada sebanyak 35 perusahaan yang memproses komoditas itu menjadi agar-agar dan produk terkait lainnya. Potensi pengembangan budidaya rumput laut di Indonesia tersebar di 23 provinsi.
Diungkapkannya, industri budi daya rumput laut jenis Eucheuma dan Gracilaria tersebar di 17 provinsi. Untuk sentra utama produksi budidaya rumput laut terdapat di 10 provinsi yaitu, Banten, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Maluku.
Namun sayangnya, ujar dia, perkembangan industri rumput laut itu masih tidak didukung oleh pasokan bahan baku yang stabil sehingga utilisasinya dinilai masih sangat rendah. Industri rumput laut dalam negeri juga menjadi kalah bersaing untuk mendapatkan bahan baku dengan industri luar negeri.
“Karena itulah, perlu ada pembenahan indsutri pengolahan rumput laut agar industri pengolahan rumput laut Inddonesia bisa bersaing,” tegasnya.
Penulis : Ismadi Amrin