Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut melakukan evaluasi program Tol Laut dan Kapal Ternak di akhir tahun 2017 ini. Dengan adanya evaluasi tersebut diharapkan pada tahun 2018 mendatang, program Tol Laut harus mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri Capt. Wisnu Handoko yang mewakili Direktur Lalulintas dan Angkutan Laut, menegaskan bahwa pada saat melayani, kondisi Kapal harus siap melayani tol laut, laik laut, terawat terpelihara dan kecukupan jumlah kontainer serta ditunjang alat bongkar muat kapal yang andal.
“Dengan begitu, akan diperoleh bahan perbaikan untuk penyelenggaraan tol laut 2018,” tutur Wisnu dalam keterangan tertulis Ditjen Perhubungan Laut yang diterima di Jakarta, Jumat (8/12).
Dalam kegiatan evaluasi melalui Fokus Group Discussion (FGD) bertajuk ” Evaluasi Kinerja Kapal Tol Laut dan Kapal Ternak serta Efisiensi Pengelolaan kapal dan Kontainer” di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/12), disoroti juga aspek pelabuhan dimana kesesuaian dermaga dengan ukuran dan jenis kapal perlu dikedepankan.
“Begitu pula dengan kekuatan dermaga dan faspel (fasilitas pelabuhan) seperti alat bongkar muat, lapangan penumpukan, gudang dan fasilitas Reefer container,” kata Wisnu.
Evaluasi terakhir adalah standar prosedur yang mengatur dengan jelas pengoperasian kapal oleh operator, bisnis proses, kuota muatan tiap pelabuhan singgah, dan shipper.
Dalam FGD itu disimpulkan beberapa rekomendasi yang mendorong bahwa pada tahun 2018 target tol laut harus ada kenaikan pertumbuhan perekonomian wilayah sekitar.
“Tol laut harus mampu memperluas jangkauan pelabuhan singgah kapal di daerah 3TP (Terpencil, Terluar, Tertinggal dan Pedalaman), kemampuan kontrol tracing disparitas harga dari pengguna subsidi tol laut, dan melakukan pencegahan dari monopoli,” imbuh Wisnu.
Selain itu, kapal-kapal yang digunakan agar lebih baik kondisinya dan adanya peningkatan muatan balik terutama hasil industri kelautan dan perikanan.
Penulis : Ismadi Amrin